Donderdag 25 April 2013

letter to father



father
maybe this time I do not know that I love you, when I now get what I'm looking for you to go with a smile. You left me for good. I'm not satisfied fathers feel the warmth of your arms, I'm not satisfied fathers feel the beauty of your affection. I hope your dad there calm and always prayed for me here. I love you dad. now I know why did you yell at me, you are used to hit me, you who have always tweaked my ears when I'm lazy to learn. Because you do not want your son to be the worst human being who ever was, you wanted me to be someone who makes you proud, proud family, proud of this country. father I have not had time to tell you "I love you" from the lips of the dumb. Thank you dad for all your sacrifice for Your Efforts to fight for the fate of your children in the future. now the mother who replaces the position, the mother is now working hard to menyekolahkanku and younger siblings are still in elementary school. mother always prayed for the father in dikekuarkan words of his mouth while he was praying. I'm also so dad. I hope you calm down there dad. amen

父への手紙



多分この時間は、私は今あなたが笑顔で行くことのために私が探しているものを得るとき、私はあなたを愛していることを知りません。あなたは良いのための私を残しました。私は満足して先祖があなたの愛情の美しさを感じないんだけど、父親はあなたの腕の暖かさを感じて満足していない。私はあなたのお父さんが穏やか願っていつもここに私のために祈った。私はお父さんを愛して

you can

Do not ever feel you are alone when you face a problem because there are many people around who feel the same problem like you even more difficult than you entrust your problem so you can solve these problems and are always grateful to God who always protect you and remember you can never favor from Him.

job description masing-masing seksi acara RIMBA


semangatkk.jpgJOB DESCRIPTION MASING-MASING SIE
RIMBA 2012
v  Sie Acara:
1.       Membuat konsepan acara semenarik mungkin: training motivasi, jalan jalan malam, out boud/rihlah
2.       Membagi PJ petugas, pmbaca al-Quran,coordinator,dll. Game,out bound
3.       Memdata pendaftaran peserta rimba
4.       Menyiapkan tata tertib acara
5.       Menyiapkan pemateri/trainer
6.       Menyiapkan materi
7.       Menyiapkan game
8.       Berkoordinasi masing masing sie terkait apa yg dibutuhkan
9.       Menyiapkan psko jalan jaln malam
Untuk pantia game sie acara dapat memberdayakan smestr 5
v  Sie perlengkapan
1.       Menyiapkan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan masing masing sie
2.       Berkoordinasi dengan masing masing sie
3.       Menyiapkan gedung, kursi, Toak, dll
v  Sie konsumsi
1.       Menyiapkan konsumsi seperti makan,snack,minum untuk peserta 100 orang, panitia 50 org, Pembina dan DP 15 org, parsel untuk pemateri/trainer, buah-buahan +sambel(menu rujak parti) dll
2.       Berkoordinasi dengan masing masing sie
v  Sie Dokumentasi dan publikasi
1.       Menyiapkan kamera, nametake peserta+panitia, sertifikat, banner dan video-vidio/film motivasi
2.       Menyiapkan surat-surat/administrasi
3.       Membantu administrasi sekretaris pelaksana
4.       Mempublikasikan dengan maksimal tentang RIMBA dan memastikan peserta yang ikut RIMBA
5.       Membuat pamphlet,leaflet,dll

v  Sie Kesehatan
1.       Menyiapkan obat-obtan, P3K
2.       Mengawasi/mengntrol kesehatan Panitia+Peserta Al Banna
v  Sie lapangan
1.       Mengontrol tempat tempat sub acara seperti lokasi jalan-jalan malam, out boudrihlah
2.       Berkoordinasi dg sie Acara, DokPub dan perlengkapan
v  Sie Keamanan
1.       Menjaga kondisi RIMBA seperti parkiran kendaraan, dan mengawasi peserta pada saat jlan-jln malam/rihlah
2.       Berkoordinasi dengan sie acara dan perlengkapan
v  Sie Dekorasi
1.       Menyiapkan dekorasi ruangan dan luar ruangan didesain sebagus mungkin agar peserta nyaman dan kondusif
2.       Berkoordinasi dengan sie perlengkapan terkait apa yang dibutuhkan





makalah dasar-dasar manajemen


KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kuliah  tentang “MASALAH KOMUNIKASI DI PT. X” Sholawat serta salam semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan salam kita selaku umatnya.
Dalam penyusunan tugas ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah DASMEN yakni  Bpk. Riyadi serta rekan-rekan mahasiswa Politeknik Negeri Lampung  yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada penulis.
Karya tulis ilmiah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah yaitu ”Dasar-dasar Manajemen” yang merupakan mata kuliah yang ada di Program Studi Agribisnis, Politeknik Negeri Lampung. Agar menjadi seorang  yang mempunyai menejemen yang baik dan berkompeten  bisa menciptakan sesuatu yang kreatif serta inovatif.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap tugas  ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.
Lampung, 28 Desember 2012
Penyusun

Iwan Setiawan








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I   PEDAHULUAN
1.1  Latar belakang
1.2 Tujuan
BAB II   ISI
2.1 Tujuan
2.2 Kasus di PT.X
2.3 Ulasan temuan
BAB III   PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Komentar
DAFTAR PUSTAKA










BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“Komunikasi akan Efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan merangsang pihak lain untuk berpikir atau melakukan sesuatu”. Penggalan kalimat tersebut dapat memberikan gambaran bagi tiap pelaku bisnis pentingnya sebuah komunikasi. Tanpa proses komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat memberikan hal-hal baru, berupa percepatan proses bisnis, terselesaikannya pekerjaan hingga terbukanya peluang baru.
Seringkali proses komunikasi menjadi hal yang terlupakan oleh tiap level dalam suatu organisasi atau perusahaan. Atasan yang mendikte, bawahan yang tidak mau bertanya atau marketing yang tidak menyerap keinginan klien. Secara massif proses komunikasi menjadi suatu kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan dalam proses interaksi apapun. Tanpa komunikasi yang baik, pekerjaan akan terhambat, tidak sesuai dengan permintaan maupun level yang lebih parah, tidak ada pekerjaan sama sekali.
Permasalahan komunikasi juga umumnya terjadi karena tidak adanya proses komunikasi yang efektif. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi diantaranya adalah (1) Kredibilitas dan daya tarik komunikator,(2) Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan, (3) Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan.
Selain proses komunikasi, hal penting lainnya dalam proses bisnis internal perusahaan adalah etika bisnis. Secara umum etika bisnis di perusahaan dapat dibagi menjadi dua bagian umum, yaitu etika bisnis di internal dan eksternal. Etika bisnis internal merupakan sikap dan tata cara bersikap dalam mengahadapi rekan kerja dalam satu lingkup organisasi sedangkan etika bisnis eksternal lebih menekankan pada hubungan dengan rekan kerja berbeda organisasi atau perusahaan.
Etika dapat diartikan sebagai falsafah moral sebagai pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sisi pandang agama, norma sosial dan budaya. Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat berupa beberapa hal, seperti penampilan karyawan yang santun dan rapi; memberikan layanan yang baik bagi pelanggan; dan taat asas dalam bernegoisasi. Dampak penerapan etika yang baik terlihat pada tata cara berinteraksi karyawan atau anggota organisasi antara sesamanya (internal) dan interaksi antara klien atau pelanggan (eksternal)
Kedua aspek tersebut memegang peranan penting dalam proses bisnis perusahaan. Komunikasi yang efektif memberikan solusi dan peluang bagi perusahaan sedangkan etika bisnis yang baik memberikan image yang baik pula bagi perusahaan. Berikut ini akan disajikan studi kasus penerapan etika dan komunikasi yang baik di PT. X sebagai salah satu perusahaan BUMN dengan basis pekerjaan jasa dan konsultasi, khususnya bidang inspeksi dan verifikasi.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis penerapan proses komunikasi dan penerapan etika bisnis di PT. X













BAB II   ISI
2.1 Komunikasi
Definisi
Carl I. Hovland dalam Hadi (2007) mendefinisikan komunikasi dalam sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian serta pembentukan pendapat dan sikap. Obyek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude).
Dalam definisi yang lain disebutkan komunikasi sebagai sesuatu hal dasar yang selalu dibutuhkan dan dilakukan oleh setiap insan manusia, karena berkomunikasi merupakan dasar interaksi antar manusia untuk memperoleh kesepakatan dan kesepahaman yang dibangun untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal diantara kedua nya. Untuk mencapai usaha dalam berkomunikasi secara efektif, maka sebaiknya kita harus mengetahui sejumlah pemahaman dan persoalan yang terjadi dalam proses berkomunikasi itu sendiri.
Proses Komunikasi :
Secara umum proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu primer dan sekunder

Proses Komunikasi secara primer :
Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang [symbol] sebagai media, bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna, dan sebagainya. Aspek yang paling banyak digunakan adalah bahasa, karena mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain berupa ide, informasi atau opini. Bahasa memegang peranan paling penting dalam proses komunikasi primer. Aspek yang paling penting dalam bahasa adalah pemilihan kata. Kata-kata mengandung dua jenis pengertian :
• Denotatif, arti sebagaimana tercantum dalam kamus (dictionary meaning)
• Konotatif, arti emosional atau mengandung penilaian tertentu atau kiasan(emotional or evaluate meaning)
Proses Komunikasi Secara Sekunder :
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikasi sekunder dapat berupa, surat, telepon, fax, koran, majalah, radio, TV, film, e-mail, internet, dan sebagainya. Perkembangan budaya masyarakat yang sangat cepat telah membawa perubahan pada metode komunikasi. Saat ini media sekunder banyak digunakan sebagai media utama dalam melakukan komunikasi yang efektif bagi massa secara luas. Contohnya adalah penggunaan internet dalam kampanye Obama dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pemili. Kasus Prita Mulyasari juga menjadi streotipe yang sangat baik tentang bagaimana implikasi media dalam hal ini internet terhadap pengembangan image suatu perusahaan. RS Omni Internasional tercatat mengalami penurunan pelanggan akibat pemberitaan dan dukungan terhadap Prita Mulyasari.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Gambar di bawah ini melukiskan konsep suatu sistem komunikasi organisasi.
Garis yang putus putus melukiskan gagasan bahwa hubungan-hubungan ditentukan secara alami; hubungan hubungan itu juga menunjukkan bahwa struktur suatu organisasi bersifat luwes dan mungkin berubah sebagai respons terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan yang internal dan eksternal.
Komunikasi organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukkan.Fokus komunikasi organisasi adalah komunikasi di antara anggota-anggota suatu organisasi.



2.2 Kasus di PT. X
Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki banyak divisi-divisi supporting, Strategic Business Unit (SBU), cabang-cabang, serta anak perusahaan, PT. X (PT. X) memiliki kejamakan ataupun keragaman di dalam hal interaksi internal maupun eksternal, ditambah lagi basis-basis pendapatan PT. X banyak didapatkan dari project-project yang dikerjakannya, sehingga semakin besarlah cakupan yang harus dilakukan oleh PT. X di dalam mengatur proses interaksi di dalam organisasinya. Hal tersebut disebabkan karena setiap project memiliki karakter-karakter yang berbeda-beda, dan apabila project tersebut tidak berlangsung dalam jangka waktu yang lama, banyak personil-personil baru yang diambil dari eksternal (pegawai kontrak dan outsourcing) dikombinasikan dengan pegawai-pegawai lama dan berpengalaman yang berada di PT. X.
Sebagai pelaksana teknis di tingkat dasar, dibentuklah suatu manajemen proyek (MP) dengan tujuan memfokuskan pelaksanaan pekerjaan. Salah satu manajemen Proyek yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Manajemen Projek Verifikasi Ekspor atau yang biasa dikenal dan disingkat di PT. X sebagai MP-VE. MP-VE sendiri berdiri di bawah naungan Strategic Business Unit Trade Support Services (SBU TSS), SBU TSS merupakan SBU yang baru hasil peleburan dari SBU Trade Finance and Services sebelumnya. Pada SBU ini, MP-VE merupakan salah satu projek yang diandalkan bukan hanya oleh SBU sendiri tetapi oleh korporat secara umumnya, dikarenakan MPVE merupakan projek long term atau jangka panjang dan projek yang memiliki potensi paling besar dalam menyumbangkan pendapatannya bagi korporat setiap tahun. Bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk terus mengembangkan pendapatannya setiap tahun.
MP-VE berdiri pada awal tahun 2007, setelah PT. X ditunjuk oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Perdagangan (Depdag) untuk melakukan verifikasi terhadap produk-produk tertentu sebelum diekspor, adapun produk-produk tertentu itu antara lain produk pertambangan yang tergolong pada bahan galian golongan C seperti marmer, granit, kaolin, batu apung, dan lain-lain. Selain itu PT. X juga ditunjuk oleh pemerintah untuk memverifikasi produk-produk kimia berbahaya sebelum diekspor, yang biasa disebut denganPrekursor, yang terakhir masih di dalam waktu yang sama sekitar bulan Februari tahun 2007 tersebut, PT. X juga dipercaya untuk melakukan pemeriksaan/verifikasi terhadap produk timah batangan sebelum diekspor.
Pada awal didirikannya struktur organisasi MP-VE , dipimpin oleh seorang Kepala MP yang membawahi 3 manajer yaitu manajer marketing, manajer operasi, dan manajer adum / keuangan. Dan di dalam pelaksanaan pekerjaannya dibantu oleh KoordinatorQuality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) serta Administrasi Operasi (Adops). Untuk pekerjaan-pekerjaan di lapangan ataupun di daerah, masing-masing daerah dipimpin oleh seorang koordinator wilayah yang membawahi wilayah yang dicover olehnya.
Manajer operasi memiliki kekuasaan yang sangat kuat di dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan boleh dibilang secara tidak langsung adalah vice president daripada Kepala MP. Dan kebetulan, Kepala MP pada saat itu yaitu Y memberikan mandat yang cukup besar kepada W sebagai kepala/manajer operasi sekaligus melaksanakan tugas harian Kepala MP. Karena memang pada saat itu oleh Direksi sebenarnya yang ingin diangkat adalah W, tetapi dikarenakan berbagai macam pertimbangan Direksi akhirnya mengangkat Y sebagai kepala MP. Namun hal ini menimbulkan dillema, karena Y juga merangkap jabatan sebagai kepala sektor perdagangan saat itu, pada saat masih tergabung dalam SBU TFS. Sehingga hal tersebut membuat dia melampiaskan tugas kesehariannya kepada W.
Tetapi disini timbul pertanyaan dan masalah, dikarenakan jabatan yang dirangkap oleh Y tersebut, W memanfaatkan momentum tersebut untuk membuat move-move yang tidak sehat terkait kinerja MP-VE, ini terkait karena dia merasa ada persaingan dengan Y, yang harusnya dia diangkat menjadi kepala MP tetapi hanya menjadi manajer operasi. Hal tersebut menjadikan internal organization dalam MP-VE menjadi kurang sehat. Namun seiring berjalannya waktu, dengan dileburnya SBU TFS menjadi SBU TSS dan SBU ISS, maka Y terpilih menjadi General Manager untuk SBU TSS, yang mau tidak mau dia harus memberikan jabatan Kepala MP-VE kepada orang lain, dikarenakan tidak memungkinkannya lagi rangkap jabatan yang dilakukannya. Tetapi terlihat suksesi ini agak dipaksakan, karena sepanjang W menjadi manajer operasi, memang dia mengunci pekerjaan MP-VE menjadi sangat tertutup dan sulit dimasuki oleh pihak diluar dari organisasi tersebut.
Direksi dalam perjalanannya mengambil keputusan untuk tidak mengangkat W menjadi kepala MP, dan kemudian lebih memilih seseorang dari luar MP-VE untuk menjadi Kepalanya yaitu bekas Kepala Cabang PT. X di Pekanbaru, H. Dan kemudian Direksi membuat satu jabatan baru di atas Kepala MP yaituSteering Commitee (SC), yang diduduki oleh Y dan W. Namun, dalam pelaksanaannya W tetap saja tidak puas karena jabatan tersebut dianggapnya hambar, karena tidak memiliki power di dalam pekerjaan keseharian MP-VE, hanya dianggap sebagai dewan penasihat saja. Kemudian dengan politiknya di kantor, dia membuat move-move terhadap Kepala MP yang baru dengan mosi-mosi tidak percaya, mempengaruhi anggota lainnya, serta cenderung “menggerecoki” ataupun merusak tatanan yang sudah ada, karena memang seperti yang telah dikatakan sebelumnya, pada saat menjadi kepala operasi dia melakukan kegiatan-kegiatan tertutup ataupun “mengunci” kepada pihak luar, sehingga yang banyak mengetahui MP-VE hanyalah dia.
Hal tersebut membuat kepala MP yang baru menjadi geram dan tidak kerasan ataupun tidak betah pada posisinya saat itu, dan memang hal tersebut yang diharapkan oleh W terjadi kepada H. Dan akhirnya, H mengundurkan diri sebagai kepala MP-VE disamping dia terpilih menjadi ketua serikat pekerja di PT. X, dan seperti yang bisa diduga sebelumnya, W akhirnya diangkat menjadi kepala MP-VE, dikarenakan tidak adanya lagi pilihan bagi Direksi. Hal ini menjadikan banyak kejadian-kejadian yang tidak sehat di dalam organisasi yang dipimpinnya itu. Hingga saat ini organisasi MP-VE dianggap lama perkembangannya di dalam mengembangkan jaringan market dan bisnisnya, tidak seperti yang direncanakan sebelumnya, padahal MP-VE sebagai sebuahProject Management memiliki potensi di dalam mengembangkan pasarnya serta pendapatan bagi PT. X.
2.3  Penyelesaian masalah
Terdapat beberapa permasalahan penting dalam proses komunikasi di internal perusahaan. Permasalahan pertama adalah kurangnya proses komunikasi dari Direksi terhadap W selaku pihak yang paling mengerti dan merasa paling cocok untuk posisi Kepala MPVE. Direksi dalam pertimbangannya memandang W belum memiliki kompetensi yang dibutuhkan sebagai seorang Kepala MPVE karena beberapa hal sehingga dalam perjalanannya, Direksi menunjuk W dan H sebagai Kepala MPVE.
Permasalahan terjadi karena Direksi tidak menjelaskan secara jelas kompetensi dan persyaratan yang diperlukan bagi karyawan yang menduduki jabatan Kepala MPVE. Ketidakjelasan tersbut pada akhirnya berdampak pada anggapan bahwa Direksi “pilih kasih” terhadap Y dan H. Pada kenyataannya, Direksi menilai bahwa kompetensi Kepala MP VE belum dimiliki oleh W. Jika keputusan tersebut dapat dikomunikasikan dengan baik serta dilengkapi dengan data yang terukur seperti analisis jabatan, evaluasi jabatan, dan assessment yang independen, W mungkin dapat menerima keputusan Direksi.
Etika bisnis yang baik juga seharusnya tidak membenarkan perbuatan Direksi tersebut. Sikap membatasi informasi tentang keputusan yang diambil menyebabkan pihak-pihak tertentu tidak suka. Seharusnya Direksi sebagai pihak yang memiliki posisi lebih tinggi, dapat memberikan kenyamanan bagi bawahannya. Etika bisnis tidak selalu bersifat antara anggota dalam satu level (horizontal), tetapi juga bersifat atasan dan bawahan (vertical). Penghargaan dan apresiasi dapat menunjukkan etika bisnis yang baik dari atasan kepada bawahannya.
Permasalahan lainnya adalah sikap tidak dapat menerima W terhadap keputusan Direksi. Sikap tersebut kemudian diperparah dengan adanya move-move yang tidak sehat dalam menjatuhkan kredibilitas atasannya, yaitu Y dan H. Langkah yang diambil oleh W yang merasa mampu dan kredibel sebagai Kepala MP di tunjukkan dengan melakukan penahanan informasi bagi pihak luar sehingga pada akhirnya berdampak pada kinerja MPVE secara keseluruhan. Tanda-tanda buruknya organisasi mulai terlihat seperti mulai terlalu banyaknya pegawai sebagai langkah untuk memperkuat pengaruh danpower W dengan cara memasukkan “orang-orangnya” ke dalam MP-VE, sehingga memperbesar jumlah karyawan. Kemudian dikarenakan berbagai kepentingan di internal tersebut mulai terlihat adanya toleransi terhadap ketidakkompetenan beberapa stafnya. Informasi tentang MP-VE menyebabkan prosedur-prosedur administrasi menjadi berbelit, karena segala hal harus diketahui oleh W.
Komunikasi yang dijalin baik kepada pihak internal terutama pihak eksternal semakin tidak efektif. Dalam hal struktur organisasi juga tidak mengalami perkembangan ataupun perubahan ke arah yang lebih baik karena menghindari terjadinya perubahan kekuasaan. Cenderung kepemimpinannya menyalahkan bawahan ataupun staf-stafnya, bahkan berburuk sangka kepada pihak eksternal secara berlebihan.
Dikarenakan sifat dan gaya kepemimpinan seperti yang telah dijelaskan diatas, menjadikan W resistensi terhadap perubahan. Terlalu banyaknya intrik-intrik dan politik-politik kotor di dalam kegiatan ataupun caranya mendapatkan jabatan ataupun mempertahankannya. Dengan membuat komunitas baru yang dia percaya, kepentingan-kepentingan kelompok tertentu menjadi mencuat, contohnya dengan W banyak memasukkan lulusan dari universitas tertentu. Disebabkan seperti yang telah dijelaskan diatas resistensi terhadap perubahan kemudian komunikasi yang tidak efektif, struktur organisasi yang sudah usang menyebabkan inovasinya menjadi turun.
Tetapi sebenarnya secara kemampuan teknis W memiliki kemampuan yang cukup baik dan handal dikarenakan pengalaman dan jam terbangnya. Tetapi kepemimpinan tidak hanya membutuhkan kepintaran dalam hal ini skill danknowledge, tapi membutuhkan sebuah wisdom.
Dilihat dari sisi etika bisnis, perlakuan W terhadap pihak luar tidak dapat diterima. Seharusnya W dapat menerima keputusan yang telah diberikan oleh Direksi dan membiarkan pihak luar (Y dan H) melakukan manajerial MPVE secara lebih terbuka. Seharusnya W lebih mengeksplor kemampuan manajerialnya dengan lebih baik dengan cara lain tanpa menghalangi kesempatan orang lain menjadi lebih baik.
Sikap resiten dan move-move tidak sehat yang dilakukan W juga tidak sepatutnya dilakukan. Organisasi yang baik seharusnya terbuka dan selalu menuju kearah yang lebih baik. Sikap yang ditunjukkan oleh W juga tidak sesuai dengan norma dan etika yang berlaku di dunia kerja. Persaingan seharusnya dilakukan secara sehat dan terbuka, bukan dengan melakukan gerakan bawah tanah yang bertujuan menjatuhkan pihak-pihak lain. Tanpa disadari, gerakan bawah tanah W melalui move-move tidak sehat dan politik kotor telah menjatuhkan martabat dan anggapan orang lain terhadap dirinya.








BAB III.   PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika dan komunikasi dalam suatu interaksi organisasi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan, baik secara internal organisasi maupun eksternal organisasi. Kedua aspek tersebut memegang peranan penting dalam proses bisnis perusahaan. Komunikasi yang efektif memberikan solusi dan peluang bagi perusahaan sedangkan etika bisnis yang baik memberikan image yang baik pula bagi perusahaan
Pada interaksi bisnis di internal PT.Surveyor Indonesia, terjadi konflik kepentingan yang berawal dari buruknya komunikasi organisasi serta tidak diterapkanya etika bisnis yang baik. Permasalahan berawal dari proses komunikasi bisnis Direksi yang kurang baik dalam menjelaskan alasan pengambilan keputusan di MPVE. Direksi tidak dapat memberikan pengertian kepada W tentang keputusan pengangkatan Y dan H sebagai Pimpinan MPVE. Hal tersebut menyebabkan W yang merasa lebih mampu menangani MPVE tidak suka dan melakukan pergerakan bawah tanah berupa move-move tidak sehat, politik kotor, dan resisten terhadap pihak luar.
Pribadi W sebagi bawahan pun tidak dapat dibenarkan. Sikap yang ditunjukkan menunjukkan buruknya pengendalian diri dan pada akhirnya terlihat pada buruknya komunikasi serta etika bisnis W. Sikap tidak mau berkoordinasi dengan orang lain, tertutup pada pihak luar, tidak percaya pada Direksi, mositidak percaya serta kesengajaan membuat orang lain tidak nyaman menunjukkan buruknya proses komunikasi dan etika bisnis yang diterpakan oleh W.
Komonikasi dan etika bisnis yang buruk akan berdampak tehadap kenyamanan karyawan lain dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Statement tersebut dibuktikan dengan kurang berkembangnya kinerja MPVE dibawah W.




3.2 Komentar
Menurut paham saya, komunikasi dalam suatu perusahaan sangatlah penting ntuk meningkatkan kineja karyawan. Dan apa yang terjadi di PT. X, seharusnya direksi pada PT. X lebih menuingkatkan komunikasinya pada bawahan-bawahanny. Agar tidak terjadi kesalahpahaman antara bawahan satu dengan yang lainnya. Dan direksi juga harus mengambil keputusan yang tegas pada W, agar si W tidak melakukan persaingan tidak sehat pada bawahan yang lain.
















DAFTAR PUSTAKA
Bertens, Keer. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Kanisius. Yogyakarta
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis : Tuntunan dan Relevansinya. Kanisius. Yogyakarta
Purwanto, Djoko. 2000. Komunikasi Bisnis. Cetakan Ketiga, Jakarta
Siagian, Sondang. 1996. Etika Bisnis. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta

Woensdag 24 April 2013

proposal kegiatan

PROPOSAL KEGIATAN
Bimbingan Mempelajari Qur’an (BMQ)
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) AL BANNA
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

I.PENDAHULUAN
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu,Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
Q.S.An-Nahl :125

”Dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan,baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman,maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun”
Q.S.An-Nisa :124
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berjalan pesat,masih tidak sejalan dengan pembangunan mentalitas manusia dan juga aspek spiritual insan manusia. Ada kolerasi yang erat antara degradasi moral bangsa kita dengan invasi pemikiran dari luar maupun dari dalam Negeri Indonesia sendiri, Kejayaan masyarakat atau bangsa, sepanjang sejarah peradaban manusia bukanlah sekedar ditopang oleh kemajuannya di bidang materi saja. Lebih dari itu, jika kita cermati, kejayaan dan kemuliaan itu lebih ditentukan oleh kondisi moral dari sumberdaya manusia yang ada. Merupakan suatu kewajiban kita bersama sebagai bagian dari elemen bangsa ini untuk turut peduli dengan sesama.
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari umat Islam secara keseluruhan. Telah banyak kontribusi yang diberikannya dalam rangka perbaikan umat Islam.UKM Al-Banna POLINELA adalah sebagai salah satu Lembaga Dakwah Kampus di Lampung yang ingin memberikan kontribusi sebagai salah satu sarana mahasiswa untuk ikut peduli terhadap kondisi umat dan bangsa ini. Khusunya memperbaiki kondisi moral dan akhlak mahasiswa di POLINELA melalui dengan diadakannya kegiatan Bimbingan Mempelajari Qur’an (BMQ).

1.2 Landasan Kegiatan
1.      Firman Allah SWT
"Bacalah dengan(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya". (Al Alaq : 1-5)
2.      Firman Allah SWT
 ”Dan hendaklah ada segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan mereka itulah yang beruntung”. (Q.S.Ali-Imron : 104)
3.      Al Hadist
”Bukanlah golonganku seseorang yang tidak pernah memikirkan kondisi umatku”
4.      Anggaran Dasar (AD) UKM Al Banna Politeknik Negeri Lampung
5.      Program Kerja UKM Al Banna Politeknik Negeri Lampung Periode
      2013/2014
6.      Kegiatan Kemahasiswaan Politeknik Negeri Lampung yang dibiayai DIKTI Tahun 2013.

1.3 Tujuan Kegiatan
Tujuan diselenggarakanya kegiatan ini yaitu:
Ø  Meningkatkan kualitas pendidikan moral terhadap generasi bangsa ini,
Ø  Memperkuat ukhuwah dan memperkokoh jaringan antar mahasiswa,
Ø  Berkontribusi memberikan kerja nyata dalam menyelesaikan permasalahan akhlak dan moral mahasiswa POLINELA,
Ø  Membantu mahasiswa untuk memperluas pengetahuan tentang Islam,
Ø  Menciptakan kampus Islami,



II.PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Nama Kegiatan
Kegiatan ini bernama: Bimbingan Mempelajari Qur’an (BMQ)
2.2 Bentuk Kegiatan
Bentuk-bentuk kegiatan ini antara lain:
Ø  Launching Bimbingan Mempelajari Qur’an (BMQ),
Ø  Pertemuan Tutor,
Ø  Kegiatan mentoring Bimbingan Mempelajari Qur’an (BMQ),
Ø  Gebyar BMQ:
·         MTQ bagi peserta BMQ,
·         Liga BMQ (khusus laki-laki),
·         Lomba memasak (khusus perempuan),
Ø  Launching SPI,
Ø  Out Bound BMQ,
Ø  KIIT (Kajian Ilmu Islam Terpadu),
Ø  Stadium General.
2.3 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Bimbingan Mempelajari Qur’an (BMQ) ini dilaksanakan di awal penerimaan mahasiswa baru
2.4 Tempat Kegiatan
Kegiatan Bimbingan Mempelajari Qur’an (BMQ) ini dilaksanakan di kampus Politeknik Negeri lampung.


2.5 Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan ini adalah:
1.      Mahasiswa Semester 1
2.      Pengurus dan Anggota UKM Al-Banna POLINELA
3.      Umum
2.6 Deskripsi Kegiatan
1.      Launching BMQ
Waktu            : Sabtu, 22 September 2013 pukul 08.00 s.d selesai
Tempat          : Gedung Serba Guna Politeknik Negeri Lampung
Peserta           : Mahasiswa semester 1 wajib BMQ
Target            : 450 mahasiswa
Tujuan           :
a.       Memberikan gambaran mengenai kegiatan mentoring BMQ,
b.      Memberikan wawasan keislaman kepada mahasiswa secara umum,
c.       Pembagian kelompok BMQ.
2.      Pertemuan Tutor
Waktu            : Setiap satu bulan sekali selama kegiatan belajar mengajar
  berlangsung (8 kali) selama satu tahun.
Tempat          : Politeknik Negeri Lampung
Peserta           : Tutor BMQ Politeknik Negeri Lampung
Target            : 45 tutor
Tujuan           :
a.       Memberikan arahan materi yang harus disampaikan,
b.      Memantau kondisi mahasiswa wajib BMQ.

3.      Mentoring BMQ
Waktu            : Setiap satu minggu sekali selama kegiatan beajar mengajar (16 kali)
  selama satu semester.
Tempat          : Politeknik Negeri Lampung
Peserta           : Seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Lampung semester satu.
Target            : Seluruh mahasiswa semester satu (490 mahasiswa)
Tujuan           :
a.       Memberikan wawasan keislaman secara khusus bagi mahasiswa,
b.      Menangkal radikalisme pada mahasiswa,
c.       Meningkatkan karakter mahasiswa yang Intelek dan Islami.


4.      Mentoring SPI
Waktu            : Setiap satu minggu sekali selama kegiatan beajar mengajar (16 kali) selama satu semester.
Tempat          : Politeknik Negeri Lampung
Peserta           : Seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Lampung semester satu.
Target            : Seluruh mahasiswa semester satu (490 mahasiswa)
Tujuan           :
a.       Memberikan wawasan keislaman secara khusus bagi mahasiswa,
b.      Menangkal radikalisme pada mahasiswa,
c.       Meningkatkan karakter mahasiswa yang Intelek dan Islami.



5.      Gebyar BMQ
Waktu            : Awal Desember 2013
Tempat          : Politeknik Negeri Lampung
Peserta           : Seluruh mahasiswa semester satu wajib BMQ
Target            : 450 mahasiswa
Tujuan           :
a.       Meningkatkan tali persaudaraan sesama mahasiswa muslim POLINELA
b.      Meningkatkan kemampuan kerja kelompok antar mahasiswa POLINELA
6.      Launching SPI
Waktu            : Desember 2013
Tempat          : Gedung Serba Guna Politeknik Negeri Lampung
Peserta           : Mahasiswa semester 1, 3 dan 5 Politeknik Negeri Lampung

7.      Out Bound BMQ
Waktu            : November 2013
Tempat          : Politeknik Negeri Lampung
Peserta           : Seluruh mahasiswa wajib BMQ Politeknik Negeri Lampung
2.7 Susunan Panitia
Pelindung                   : Ir. Ridwan Baharta.M.Si
                                      (Direktur Politeknik Negeri Lampung)
Penasehat                   : Ir. Yuriansyah.M.Si
                                      (PUDIR III Politeknik Negeri Lampung).
                                      Ansori, S.Tp.
                                    (Pembina UKM AL BANNA Politeknik Negeri Lampung).
Dan Keluarga Besar UKM AL Banna (Panitia Pelaksana)
Penanggung  Jawab    : Imam Mahfuddin
Pembimbing  Lap        : Arif Maksun, S.E.
                                      Dewan Pembina UKM Al Banna                
Ketua Pelaksana          : Muhammad Koim    
Waka Pelaksana          : Siti Rahmah Kurnia Sari                  
Sekretaris                    : Rio Budi Sumelang
Bendahara                   : Eti
Seksi-Seksi
  • Seksi Acara
Koordinator Ikhwan   :Encep Supriadi                      
Koordinator Akhwat  : Alfaizah
Anggota :
Aril Ahmadin
Riza Pathoni
Sari Rahayu
Nani Setiani

  • Seksi Perlengkapan
Koordinator Ikhwan   : M. Ade Yusuf
Koordinator Akhwat  :Sri Jayanti
Anggota :
Mattu Alex Sina                                             
Cecep Efendi             
Dwi Susanti
Hartini Oktara

  • Seksi Publikasi dan Dokumentasi
Koordinator Ikhwan   : Zuli Rizka Paliza
Koordinator Akhwat   : Suryani
Anggota :
Syarif Hidayat
Jayadi
Yogi Eka Nanda
Purwati
Bunga Fitriana

  • Seksi Dana dan Usaha
Koordinator Ikhwan   : Susilo Sapta Yudha
Koordinator Akhwat   : Yeyen Ilmiasari
Anggota         
Puguh Suprapto          
Rifqi Tio Fanny
Surati
Martha Fitriyani
Fitri Yulianti


  • Seksi konsumsi
Koordinator Ikhwan   : Restu Fauzi
Koordinator Akhwat   : Suriyanti
Anggota :                               
Taufik Hidayat                                   
Joko Saputra
Fitria haryati
Suci Cahyani
Noni handayani
Nina Anggraini


  • Seksi Dekorasi
Koordinator Ikhwan   : Dwi Sapta Novrizal
Koordinator Akhwat   : Siti Mufidana
Anggota :
Dedi Setiawan
Bima Nurangga          
Endah Triyanti
Rosalin Chintiya Arini                       
Laras Fitriyani






III.ESTIMASI DANA
3.1    Pengeluaran
Tabel rencana pengeluaran BMQ 2013
Rencana Pengeluaran
jumlah
Satuan
Harga (Rp)
Total (Rp)
1
Kaos BMQ
535
Kaos
45.000
24.075.000
2
Buku BMQ
490
Buku
6.000
2.940.000
3
Buku Tutor
45
Buku
15.000
675.000
4
Liga BMQ (laki-laki)



2.000.000

Lomba masak BMQ (perempuan)



3.000.000

MTQ bagi mahasiswa BMQ



1.500.000
5
Lounching BMQ



3.000.000






6
Lounching SPI



3.000.000
7
Pertemuan Tutor
10
kali
500.000
5.000.000
8
KIIT
32
Kali
70.000
2.240.000
10
Pin BMQ
535
Buah
3.000
1.605.000
11
Outbond



2.000.000
12
Sertifikat BMQ dan tutor
535
Lembar
2.000
1.070.000

Stadium General
4
Kali
2.000.000
8.000.000

Total



60.105.000

Terbilang : “Enam Puluh Juta Seratus Lima Ribu Rupiah”

3.2 Pemasukan
1.
Pendaftaran Peserta
Jumlah
a.
490 Mahasiswa x @30.000
Rp     14.700.000
2.
Politeknik Negeri Lampung(DIKTI)
Rp   45.405.000

Total
Rp   60.105.000

Terbilang : “Enam Puluh Juta Seratus Lima Ribu Rupiah”



IV.PENUTUP
Demikianlah proposal ini yang kami buat sebagai pedoman kegiatan yang akan kami laksanakan. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan meridhoi kegiatan yang akan dilaksanakan ini sehingga dapat berjalan dengan baik serta sesuai harapan. Amin.
Kami berharap proposal ini dapat menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait. Bantuan, dukungan, partisipasi dan do’a dari semua akan sangat membantu Suksesnya kegiatan ini. Terima Kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil demi tercapainya tujuan ini. Semoga Allah SWT selalu melimpakan rahmat kepada kita semua. Akhir kata, tiada kata menyerah terus bergerak tuntaskan perubahan.

”Sesungguhnya setiap amal shaleh kepada Allah akan
menumbuhkan balasan serupa dengan tumbuhnya sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh butir ,dan tiap-tiap butir berisi seratus biji.
Demikian Allah memberikan balasan bagi orang-orang yang
memberikan nafkah di jalan-Nya”

                                                                       







4.1 LEMBAR PENGESAHAN
                                                            Bandar Lampung, 23 September 2012
                                                            UKM Al-Banna Politeknik Negeri Lampung



Ketua Pelaksana                                                                   Sekretaris Pelaksana


Assidik Idha                                                                           Agus Prasetyo
NPM 11753006                                                                      NPM 11731001

Menyetujui,
Pembina UKM Al-Banna                                                     Ketua Umum UKM Al-Banna
Politeknik Negeri Lampung                                                 Politeknik Negeri Lampung



Ansori, S.TP.                                                                         Imam Mahfuddin
NIP 199512196708061001                                                    NPM 10722014


Mengetahui,
Pembantu Direktur II
Politeknik Negeri Lampung,



Ir. Yuriansyah, M.Si.
NIP 196104181988111002